Cari Blog Ini

Rabu, 04 Mei 2016

Mengenal Bentuk Komunikasi Dalam Tim




Kali ini kita akan diskusi mengenai bentuk-bentuk komunikasi dalam sebuah tim atau organisasi dan bagaimana kira-kira implementasi dan akibat dari bentuk komunikasi tersebut.  Rujukan akan tipe-tipe ini adalah 5 gaya komunikasi menurut Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss. Apa sajakah itu?
 Tidak hanya satu gaya komunikasi yang bisa dipakai, seorang pemimpin harus mampu membedakan dan menggunakannya sesuai goal dari komunikasi dilakukan.


1. The controlling style (pengendalian)
Yaitu gaya mengendalikan yang cenderung kepada adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications. Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya dan mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, biasanya sering dalam bentuk kritik. Nah, seperti kita ketahui bersama kritik bukanlah sesuatu yang mudah diterima, ada orang yang sangat terbuka akan kritik tapi ada juga yang cenderung sulit untuk menerima. Oleh karenanya gaya ini sering menimbulkan respon atau tanggapan yang kurang baik juga walaupun maksudnya baik.

2. The Equalitarian Style (terbuka)
Yaitu gaya komunikasi yang terbuka dimana setiap orang dalam organisasi dapat memberikan pendapat dan mengemukakan gagasan dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana seperti ini memungkinkan setiap anggota dalam organisasi bisa memiliki sense of belonging dan pengertian bersama dalam setiap keputusan yang dibuat karena biasanya melibatkan mereka dalam proses pertimbangan pengambilan keputusan. The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way communication) . Mereka yang menggunakan gaya ini berhasil membangun sebuah hubungan yang baik secara pribadi maupun secara profesional sebagai rekan kerja dimana bisa cukup menjamin terjadinya hubungan komunikasi yang cukup efektif untuk berbagi informasi antara satu dengan yang lain.

3. The Structuring Style (terstruktur)
Yaitu gaya komunikasi yang berorientasi kepada task (tugas) atau ation oriented (aksi). Dalam gaya ini biasanya digunakan untuk memberitahu mengenai bagaimana sebuah prosedur pekerjaan harus dikerjakan dan apa hasil yang ingin dicapai. Dalam gaya ini memerlukan sebuah energy dan upaya lebih kuat untuk memotivasi orang melakukan pekerjaannya. Gaya ini bisa berlaku efektif dalam sebuah keadaan krisis, namun tidak dapat terimplementasi dengan baik jika mereka yang harus melakukan pekerjaannya tidak memiliki cukup pengetahuan atau referensi mengenai apa yang harus mereka lakukan.

4. The Relinguishing Style (melepaskan)
Dalam gaya ini biasanya manager atau pimpinan membuka kesempatan bagi bawahannya untuk menemukan atau mencari gagasan solusi atas setiap kondisi atau masalah yang disampaikan daripada memberikan perintah atau petunjuk akan apa yang harus dilakukan. Penggunaan gaya ini dapat berlaku dengan baik dan efektif jika bawahan cukup memiliki ilmu atau referensi atau pengalaman dalam menerima tanggung jawab tersebut. Bentuk ini sangat minim bentuk komunikasi dua arah, dalam gaya ini atasan berusaha untuk tidak terlalu dominan dalam pengambilan keputusan.

5. The Withdrawal Style (membatasi/menarik diri)
Nampaknya ini adalah bentuk komunikasi yang paling tidak menyenangkan. Dalam gaya ini biasanya orang tersebut cenderung menarik diri dalam sebuah tanggung jawab atau tidak ingin dilibatkan dalam sebuah diskusi. Gaya menarik diri ini tentunya tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi organisasi atau tim. Berbagai macam cara bisa dijadikan alasan untuk menarik diri ini. Bisa karena memang tidak mau terlibat pada diskusi, tidak mau ikut bertanggungjawab pada hasil diskusi, atau juga ingin memaksakan kehendak dalam diskusi tanpa melihat pendapat orang lain. Orang yang tidak mau terlibat biasanya hanya menjadi peserta pasif dan tidak fokus pada diskusi. Orang yang tidak mau bertanggungjawab pada hasil diskusi cenderung memaksakan kehendaknya tanpa mempedulikan pandangan orang lain dan sudah menutup diri pada pandangan dari sisi pemikirannya sendiri.

Jadi bagaimanakah gaya komunikasi Anda & tim Anda? Untuk membangun sebuah komunikasi tim yang efektif tentunya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, terutama jika masih ada personal block dari tiap anggota tim. Jika ini terjadi dalam tim Anda yuk bersama kami kita coba untuk mendobrak personal block tersebut dan mulai membangun menemukan gaya komunikasi tim yang bisa diterima oleh seluruh anggota tim.

Tidak ada komentar: