Kali ini kita akan diskusi mengenai
bentuk-bentuk komunikasi dalam sebuah tim atau organisasi dan bagaimana
kira-kira implementasi dan akibat dari bentuk komunikasi tersebut.
Rujukan akan tipe-tipe ini adalah 5 gaya komunikasi menurut
Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss. Apa sajakah itu?
Tidak hanya satu gaya
komunikasi yang bisa dipakai, seorang pemimpin harus mampu membedakan dan
menggunakannya sesuai goal dari komunikasi dilakukan.
1. The controlling style
(pengendalian)
Yaitu gaya mengendalikan yang
cenderung kepada adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan
mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang
menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau
one-way communications. Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir
dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan
kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi
pandangan-pandangannya dan mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak
secara efektif, biasanya sering dalam bentuk kritik. Nah, seperti kita ketahui
bersama kritik bukanlah sesuatu yang mudah diterima, ada orang yang sangat
terbuka akan kritik tapi ada juga yang cenderung sulit untuk menerima. Oleh
karenanya gaya ini sering menimbulkan respon atau tanggapan yang kurang baik
juga walaupun maksudnya baik.
2. The Equalitarian Style (terbuka)
Yaitu gaya komunikasi yang terbuka
dimana setiap orang dalam organisasi dapat memberikan pendapat dan mengemukakan
gagasan dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana seperti
ini memungkinkan setiap anggota dalam organisasi bisa memiliki sense of
belonging dan pengertian bersama dalam setiap keputusan yang dibuat karena
biasanya melibatkan mereka dalam proses pertimbangan pengambilan keputusan. The
equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran
pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way
communication) . Mereka yang menggunakan gaya ini berhasil membangun sebuah
hubungan yang baik secara pribadi maupun secara profesional sebagai rekan kerja
dimana bisa cukup menjamin terjadinya hubungan komunikasi yang cukup efektif
untuk berbagi informasi antara satu dengan yang lain.
3. The Structuring Style (terstruktur)
Yaitu gaya komunikasi yang
berorientasi kepada task (tugas) atau
ation oriented (aksi). Dalam gaya ini biasanya digunakan untuk memberitahu
mengenai bagaimana sebuah prosedur pekerjaan harus dikerjakan dan apa hasil
yang ingin dicapai. Dalam gaya ini memerlukan sebuah energy dan upaya lebih
kuat untuk memotivasi orang melakukan pekerjaannya. Gaya ini bisa berlaku
efektif dalam sebuah keadaan krisis, namun tidak dapat terimplementasi dengan
baik jika mereka yang harus melakukan pekerjaannya tidak memiliki cukup
pengetahuan atau referensi mengenai apa yang harus mereka lakukan.
4. The Relinguishing Style
(melepaskan)
Dalam gaya ini biasanya manager atau
pimpinan membuka kesempatan bagi bawahannya untuk menemukan atau mencari
gagasan solusi atas setiap kondisi atau masalah yang disampaikan daripada
memberikan perintah atau petunjuk akan apa yang harus dilakukan. Penggunaan
gaya ini dapat berlaku dengan baik dan efektif jika bawahan cukup memiliki ilmu
atau referensi atau pengalaman dalam menerima tanggung jawab tersebut. Bentuk
ini sangat minim bentuk komunikasi dua arah, dalam gaya ini atasan berusaha untuk
tidak terlalu dominan dalam pengambilan keputusan.
5. The Withdrawal Style
(membatasi/menarik diri)
Nampaknya ini adalah bentuk
komunikasi yang paling tidak menyenangkan. Dalam gaya ini biasanya orang
tersebut cenderung menarik diri dalam sebuah tanggung jawab atau tidak ingin
dilibatkan dalam sebuah diskusi. Gaya menarik diri ini tentunya tidak layak
dipakai dalam konteks komunikasi organisasi atau tim. Berbagai macam cara bisa
dijadikan alasan untuk menarik diri ini. Bisa karena memang tidak mau terlibat
pada diskusi, tidak mau ikut bertanggungjawab pada hasil diskusi, atau juga
ingin memaksakan kehendak dalam diskusi tanpa melihat pendapat orang lain.
Orang yang tidak mau terlibat biasanya hanya menjadi peserta pasif dan tidak
fokus pada diskusi. Orang yang tidak mau bertanggungjawab pada hasil diskusi
cenderung memaksakan kehendaknya tanpa mempedulikan pandangan orang lain dan
sudah menutup diri pada pandangan dari sisi pemikirannya sendiri.
Jadi bagaimanakah gaya komunikasi
Anda & tim Anda? Untuk membangun sebuah komunikasi tim yang efektif
tentunya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, terutama jika masih ada
personal block dari tiap anggota tim. Jika ini terjadi dalam tim Anda yuk
bersama kami kita coba untuk mendobrak personal block tersebut dan mulai
membangun menemukan gaya komunikasi tim yang bisa diterima oleh seluruh anggota
tim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar